Green Chemistry: Science and Politics of Change
Industri kimia memegang peran kunci dalam keberlanjutan perekonomian dunia Karena bisa dikatakan bahwa kegiatan industry tidak lepas dari proses pencampuran bahan menjadi produk melalui proses kimia. Namun kegiatan tersebut telah terbukti banyak menimbulkan permasalahan lanjutan, dalam hal ini masalah lingkungan seakan di pinggirkan sementara untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, apa upaya para pemilk pabrik untuk tidak lagi melakukan usaha perusakan lingkungan, artinya berusaha tetap berproduksi namun potensi dampaknya dikurangi atau bahkan tidak ada (greener or begin to environment). Maka dari itu, konsep sustainable chemistry atau green chemistry, melalui tekniknya dan identifikasi potensi rintangan pada saat pengaplikasiannya dalam industri terus dilakukan penelitian. (Anastas, 2002)
Menurut Soerjani (2008) pembangunan suatu daerah selalu didasarkan kepada pemanfaatan suatu sumber daya alam. Lebih lanjut, untuk menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi, maka perencanaan pembangunan, pengelolaan, dan penyelamatan perlu diatur oleh peraturan perundangan yang mengedepankan pelestarian lingkungan. Melalui peraturan perundang-undangan, seyogyanya pemerintah terus mempersempit ruang gerak bagi para polluter dan emitter, agar terciptanya kesadaran lingkungan yang bersih (greener).
Peraturan perundangan yang mengatur aspek hukum lingkungan di
Pemerintah sebagai regulator diharapkan mampu memahami terjadinya penurunan Quality of Life dan Standar of Life (SOL and QOL) masyarakatnya. Hal ini dikaitkan dengan terus meningkatnya pencemaran yang diakibatkan dari aktifitas manusia dan industry. Perubahan iklim dewasa ini, tidak hanya dijadikan isu global semata, atau dengan kata lain siklus alam semesta yang memang terjadi dalam rangka mencari keseimbangan alam. Banyak bukti yang menyatakan bahwa sesungguhnya climate change ini memang dipercepat oleh aktifitas industry yang begitu cepat, tanpa memahami daya dukung lingkungan sekitar. Karenanya, dukungan dari pemerintah sangat penting untuk menindaklanjuti hasil riset para akademisi yang concern pada masalah lingkungan (green chemistry).
Sebagai contoh di negara Amerika Serikat peran green chemistry mendapat begitu banyak dukungan, baik dari akademisi, industry dan pemerintah. Hal ini dibuktikan dalam sejumlah award yang di berikan oleh pemerintah berkuasa saat itu. Misalnya President Clinton mengumumkan “Presidential Green Chemistry Challenge Awards program” pada Maret 1995. Pemenangnya diumumkan pada Juli 1996 (penghargaan diberikan setiap musim panas). Selain menerima penghargaan “Presidential Green Chemistry Challenge” para pemenang juga menerima penghargaan “McGraw-Hill Environmental Champions”. Selain President Clinton, wakilnya Al Gore juga memberikan “Hammer Award” kepada EPA's Green Chemistry Program dan Presidential Green Chemistry Challenge program pada April 1997. Yang pada akhirnya di bulan Juni setiap tahunnya sejak 1997 hingga saat ini dilaksanakan konferensi Green Chemistry dan Engineering.
Selanjutnya, diharapakan dapat menghilangkan pemikiran sempit bahwa perubahan teknologi yang diadopsi oleh industry tidak mungkin dilakukan, jika tidak memperoleh keuntungan atasnya. Oleh karena itu menjadi tantangan besar bagi chemist dan environmentalist mengembangkan teknologi baru sejalan dengan prinsip green chemistry. Melalui inovasi teknologi baru secara radikal yang dapat diaplikasikan dalam industry (Wegner & Anastas 2002). Untuk itu dengan meningkatkan hubungan kerjasama antara akademisi, pemerintah, dan industry akan mempercepat inovasi dalam green chemistry. Hanya dengan itu, sarjana lulusan universitas dapat menerapkan prinsip green chemistry ketika mereka memasuki dunia industri. Dengan kata lain, para akademisi muda sangat membutuhkan para penggiat industri yang siap merubah teknologi yang selama ini digunakan menjadi teknologi baru sesuai prinsip-prinsip green chemistry. Selanjutnya akan dijadikan role model bagi para akademisi muda untuk terus mendalami green chemistry agar tujuan penyelamatan lingkungan mendapat dukungan oleh berbagai pihak. Hal ini juga menjadi suatu nilai investasi tersendiri bagi prediksi keadaan lingkungan di masa mendatang. Oleh karena itu, kesuksesan dalam suatu studi kasus mengenai aplikasi green chemistry dalam industri sangat penting.
(M. Ali Akbar-komunitasgreenchemistry)